Teks  Ulasan

Adalah wacana yang berisi ulasan isi buku/ ulasan sebuah karya sastra.

Yang termasuk teks ulasan ; 1. Resensi

                                           2. kritik

                                           3. apresiasi

Agar kita bisa membuat teks ulasan atau resensi, maka kita perlu mengasai ;

  1. Unsur intrinsik sastra ;    a. Tema             ; topik ceritra

b.penokohan: tokoh tokoh dalam ceritra beserta karakternya

c.alur/plot: jalan cerita

c.1. alur maju

c.2. alur mundur

c.3. alur kombinasi ( kombinasi plot )

d. setting: tempat, waktu dan situasi peristiwa

e. sudut pandang; cara pengarang bercerita

e.1. metoda AKU – pengarang terlibat dlm isi karya

e.2. metode DIA – pengarang sebagai dalang cerita

f. amanat: sesuatu pesan yang disampaikan oleh pengarang

g. majas; gaya bahasa / majas

        2. Unsur Ekstrinsik     :  unsur unsur yang mendukung keberhasilan sebuah karya. Misalnya ;

                                                  a. relegi

                                                  b. sosial budaya

                                                  c. pendidikan, sosial, politik, dst.

Mengulas sebuah buku/ meresensi sebuah buku ; contoh

  A.  1,    identitas buku                   : Tenggelamnya Kapal Van Der Wyich

  1. Pengarang                           : Hamka
  2. Jenis buku                           :  Prosa ( roman )
  3. Penerbit                              :  Pustaka Jaya th. 1977
  4. Jumlah hlm.                        :  197 hlm.

B. Oreantasi

Roman atau Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wyich merupakan cerita / potret anak muda pada umumnya. Percintaan anak muda yang selalu mendapat rongrongan dari adat dan kebiasaan masyarakat atau dalam keluarga tertentu ( merasa terpandang baik dari segi harta atau kedudukannya dalam masyarakat ).

 

C. sinopsis ; ringkasan cerita yang tidak mengubah isi cerita.

   

 Zainudin – seorang pemuda yang kembali ke tanah kelahiran ayahnya – Batifu – Minangkabau -. Dia kembali ke Batifu setelah mak Inangnya menyampaikan pesan bapaknya, bahwa kelak setelah dewasa agar Zainudin menuntut ilmu agama di Batifu tempat ayahnya dilahirkan.

Di Batifu ia berkenalan dengan seorang gadis – Hayati – namanya.

Dari perkenalan inilah cerita anak muda yang sesungguhnya dimulai. Keduanya saling mencintai, saling berkasih sayang. Namun di tengah asyiknya bercinta datang tokoh lain yang telah berpikiran lebih ke- Belanda-belanda-an, Khatijah dan kakaknya Aziz. Aziz menertawakan Zainudin ketika bertemu di arena pacuan kuda. Sementara Zainudin sendiri menarik nafas sesak di dadanya melihat Hayati bersama dengan orang lain, digandeng tangannya oleh Aziz dan pakaian Hayati sendiri sudah terbuka auratnya.

 

Dari tetua adat dan mamak nenek Hayati telah bersepakat; yang pertama Zainuddin harus diusir dari Batifu karena telah melanggar adat. Kedua menerima pinangan keluargan  Aziz untuk menjodohkan Hayati dengan Aziz, yang dianggap lebih terhormat, sebab dari keluarga yang jelas, kaya, beradat, dan Aziz telah bekerja di gumermen. Sedangkan Zainudin anak dari orang buangan dan tak beradat serta miskin.

Zainudin pergi dari Batifu ditemani oleh Abdul Muluk – orang yang menolong Zainuddin. Mulai mulai Zainudin hidup di Jakarta sebagai penulis cerita dan sutradara drama dengan berganti Tuan Sabir .

Kemudian pindah ke Surabaya .  Di Surabaya inilah Hayati bertemu lagi dengan Zainuddin dalam suatu acara ‘ Keluarga Minang di Rantau’ . Saat berikutnya Aziz dipecat dari pekerjaannya dan da-tang ke rumah Zainudin meminta pertolongan. Zainudin menolongnya, menampung suami istri yang pernah menghinanya dulu. Hayati menerima surat cerai dari Aziz yang disusul dengan berita kemati-an Aziz yang bunuh diri di kota kecil Banyuwangi.

Unrtuk beberapa hari kemudian Zainudin tetap menampung Hayti. Suatu ketika Hayati masuk ke kamar kerja Zainudin yang diikuti oleh Muluk. Muluk menceritakannya kenapa Hayati tidak boleh masuk keruangan tersebut. Disingkaplah sebuah pigura besar yang ditutup kain sutera. Hayati terperanjat sebab yang terdapat dalam pigura itu adalah gambar dirinya dan dibagian bawahnya bertuliskan “ PERMATAKU  YANG  HILANG ‘ . sempoyongan Hayati melihat, tersedu menangis menyesal mengikuti keputusan mamak nenek serta tetua adatnya dulu.

Hayati dipulangkan ke Minangkabau oleh Zainuddin dengan perasaan yang ditekan dalam otaknya. Hayati menumpang kapal ‘ Van Der Wyich “ . Tapi naas sampai diselat Gersik kapal yang membawa Hayati dihempas badai. Hayati tertolong namun nyawanya tidak. Mendengar berita itu Zainudin menyesal sepanjang perjalanan antara Suraya – Gersik . perasaan berdosa membuat ia tidak konsentrasi dalam mengemudikan mobilnya, ia pun menabrak pohon asam . ia dibawa ke rumah sakit ke Gersik. Ia dibaringkan dengan orang yang dicintainya.

Abdul Muluk sedih dan bersedih .

 

D. Tafsiran ( analisis )

Tema yang diangkat oleh Hamka dalam Novel ini multitafsir, artinya ada dua, jika  dipandang Hayati sebagai tokoh utama  maka, tema cerita yang tepat adalah “ Kawin Paksa” , namun bila Zainuddin dianggap sebagai tokoh utama, maka tema yang tepat adalah “ Cinta Tak Sampai “. Watak tokoh tokohnya kuat, gaya berceritanya lugas, pembaca seperti dididik  untuk bisa menemukan jati dirinya.

 

E. KEUNGGULAN

 keunggulan cerita ini adalah Alurnya yang lugas. Menggunakan alur maju dan bahasanya yang komunikatif, mudah dipahami. Tema cerita sangat kuat melekat pada karakter tokoh tokohnya . nilai moral yang dipegang Zainudin nampak sebagai tokoh yang religius.

Roman ini tepat mengambarkan zamannya saat Hamka menulis. Adat dijunjung tinggi, mamak nenek dihormati . segala keputusan sepakat katanya diikuti.

 

F. KEKURANGAN

KEKURANGAN dalam roman ini adalah cerita yang monoton . sejak awal cerita tokoh Zainudin diceritakan menderita, sedih. Sampai akhir ceritapun ia diceitakan menderita dan hidup yang tragis.

G. Rangkuman ( fungsi resensi untuk pembaca )

     Karya ini merupakan karya kedua bagi Hamka setelah ‘ Di Bawah Lindungan Kaabah ‘ . Tenggelamnya Kapal Van Der Wyich merupakan roman yang baik untuk dibaca oleh kalangan muda ataupun tua agar dapat mengambil iktibar ( contoh ) yang ada di dalamnya.

 

                                                                                                                w.rejo  januari 2022.

 

Menganalisis isi dan kebahasaan novel

  1. Unsur intrinsi
  1. Tema
  2. Tokoh / penokohan
  3. Alur/plot
  4. Latar/setting
  5. Sudut pandang
  6. Gaya bahasa/ majas
  7. Amanat

 

Keteranga :

  1. Tema  ; merupakan ide pokok cerita

Contoh dalam sinopsis di atas . Roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wyich, bila kita melihat dari Hayati sebagai tokoh Utama, maka tema yang diangkat adalah “ Kawin Paksa” sebab hayati yang paksa menikah dengan orang yang sesungguhnya tidak dicintai.

Namun bila kita melihat dari sudutZAINUDDIN  SEBAGAI TOKOH UTAMA  , maka tema dapat kita tentukan  “ CINTA TAK SAMPAI “                sebagaimana umumnya buku buku roman/ novel angkatan balai pustaka.

  1. Tokoh/penokohan dlm novel Tenggelamnya kapal van der wyich
  1. Hayati   ; gadis yang lugu, mudah berubah pikiran dan gampang terpengaruh, namun setia.
  2. Aziz ( Abdul Aziz ); lelaki yang congkak, bersifat kebarat baratan,     suka mabuk dan berjudi, gampang putus asa .
  3. Zainuddin ; pemuda yang teguh pendirian, relegius, penolong pada sesama, tak gampang dendam.

Watak tokoh ;

  1. Hayati  ; Protagonis .   tokoh yang selalu diterpa masalah
  2. Aziz       ; antagonis  . tokoh yang menghidupkan jalannya cerita. Selalu membuat masalah pada tokoh tokoh yang lain ( pada Hayati dan Zainuddin )
  3. Zainuddin : Tritagonis . tokoh yang membuat cerita selesai. Dia berantagonis pada tokoh Hayati dan Aziz, namun membuat keduanya meninggal . mengakhiri cerita.
  1. Alur/ Plot

Alur yang digunakan dalam novelTenggelamnya Kapal van Der Wyich adalah alur maju. Cerita sejak awal diawali dari deskripsi tokoh dan setting, dilanjutkan pada masalah dan permasalahan, kemudian memuncak ( klimaks masalah ), menurun dan berakhir.

  1. Latar/ setting

Latar cerita ini adalah tanah adat Minangkabau – kampung Batifu . Masyarakat minang sebelum Indonesia merdeka.

Suasana cerita mengharukan, sedih .

  1. Amanat

Hamka mencoba berpesan pada adat yang tidak sesuai dengan agama Islam. Secara implisit Hamka menolak “ Adat Tak Lapuk Kenak Hujan, Tak Legam Kenak Panas” . pada pembaca Hamka berpesan bahwa cinta anak manusia itu fitrahnya, tidaak benar adat memaksanya. Sebab cinta itu adalah karunia Allah pada manusia.

  1. MAJAS

Majas merupakan gaya bahasa yang berfungsi untuk mempercantik cerita, suasana tokoh, dan untuk memberikan kesan tertentu serta efek cerita kepada pembacanya.

Contoh ;

  • Personefikasi; majas yang mempersamakan benda benda mati dengan orang, sifatnya, tingkah lakunya dsb.
  • Metafora ; majas perbandingan langsung, dengan lingkungan alam sekitar manusia , tanpa disertai kata kata pembanding;

         contoh: Dasar buaya darat! tidak tahu malu kau.

                      Tidak perlu jadi burung pungguk merindukan bulan . yang lain masih ada.

 

  • Klimaks ; pengungkapan yang semakin lama semakin meninggi
  • Hiperbola  ; penggunaan bahasa yang berlebih lebihan ( hal kecil dibesar besarkan )           contoh ; Air mata yang kau teteskan menganak sungai sampai sampai menenggelam-               kan hati dan perasaanku.

                        Tangis bocah itu memekkan telinga ini.

  • Sinisme  ; majas menyidir dengan cara yang halus ( mengungkapkan sebaliknya dari              yang dimaksud )

 

Contoh lain teks Ulasan

APRESIASI

Apresiasi  merupakan teks yang berisi ulasan terhadap suatu karya yang bersifat pandangan pribadi .

CONTOH  ;

                                KEPADA  ANAKKU

                                Hai , anakku jadilah tukang

                                Di waktu senggang jangan baca

                                Sajak sajak petualang

 

                                Cintailah kerjamu

                                Lupakan kepedihan bapak

                                Tebusan duka ibu

 

                                Bila datang penyair

                                Jangan terima bertamu

                                Segala yang mengingat padamu

                                Usir

                                Bahagia

                                Hanya di hidup sederhana

 

                                Antara pagi kerja

                                Dan senja memuja

                                Kehidupan sederhana

                                Di tengah manusia kenal bahagia

                                                                Karya; Sitor Situmorang

Sajak Sitor Situmorang di atas mengandung kesedihan, kekecewaan yang amat dalam terhadap tugas dan tanggung jawabnya sendiri. Dalam hal ini jelas dengan ungkapannya ;

                                “ bila datang penyair

                                Jangan terima bertamu “

Ungkapan ini begitu lugas dan tegas. Padahal kita tahu bahwa Sitor Situmorang sendiri adalah penyair pada zamannya yang sangat produktif.

Kegelisahan dan keresahan hidup mengantarnya pada kecaman terhadap dirinya. Dia mengecam hidupnya yang Cuma berfikir dan berpikir namun hasilnya dirasakan amat kurang. Dengan lugas anaknya diminta untuk menjadi tukang, tidak perlu membaca sajak-sajak ( pisi ) apalagi puisi yang Cuma bersifat petualang.

Pada puncak berpikirnya Sitor menemukan jalan yang tepat, meminta anaknya jangan sampai lupa untuk memuja  Tuhan . cukuplah waktu pagi bekerja, selebihnya memuja kepada Tuhan. Hiduplah sederha sebab dikehidupan sederhana itu terdapat kebahagiaan yang hakiki . seperti dalam sajaknya ;

                                Antara pagi kerja

                                Dan senja memuja

                                Kehidupan sderhana

                                Di tengah manusia kenal bahagia .

 

                                                                                                                w. rejo. Januari 2022

 

Tugas ;

Baca petikan ceritera berikut dengan seksama ;

“ Di muka suarau ada kolam besar yang airnya berasal dari sebuah pancuran dari batang pinang. Air pancuran sendiri berasal dari kali kecil, yang jauh ke hilir mengalir melebar pada alas yang berbatu kecil, dan barulah menjadi sempit dan mengalir pelan di bawah jembatan. Di kali, beberapa meter di hilir surau ada tabir daun kelapa, yang kini nampak sudah berjendela dan berlobang. Beberapa perempuan sedang mencuci dan memandikan anak di situ.

                                                                                                Oleh  : Wildan Yatim

                                                                                                Horison, Pebruari  1971

TUGAS ‘

  1. Analisislah unsur unsur intrinsik yang Anda temukan dalam ceritera di atas.
  2. Nilai apa yang dapat Anda petik dari wacana di atas ?  beri penjelasan.

 

 

 

Fungsi  Resensi  :

  1. Bagi pembaca    :  1. Bagi pembaca khusus, resensi berfungsi untuk mengembangkan topik.

    2.bagi  pembaca umum, resensi berfungsi untuk memila dan memilih buku yg cocok untuk dibacanya .

        2. bagi penerbit     : 1. Resensi sebagai sarana promosi karya yang diterbitkan.

 

  1. Bagi penulis        : 1. Resensi sebagai umpan balik untuk menghasilkan karya yang lebih berkualitas.

Dan penulis dapat memperoleh informasi berkaitan dengan antusias pembaca.

 

Referensi bacaan ;

  1. Buku panduan bahasa Indonesia  kls. XII
  2. Tenggelamnya  Kapal Van Der Wyich  karya  Hamka
  3. Majalah Sastra – Budaya Jaya – Juni 1976
  4. Tifa Penyair dan Daerahnya – Hb, Jassin
  5. Teori  Sastra – catatan mata kulia Fak . Sastra 1977